Sekitar tahun 1782, Kerajaan Aceh yang berpusat di Kuta Raja mengutus seorang Hulubalang yang bernama Tgk Chik Babah Krueng yang berasal dari Pidie untuk membuka permukiman gampong di wilayah pesisir pantai barat yang melahirkan pemerintahan gampong Teunom. Tgk Chik Babah Krueng mempunyai anak yang bernama Tgk Chik Teunom yang membentuk 4 daerah Gampong Teunom yaitu Gampong Baro, Gampong Alue Ambang, Gampong Panton dan Gampong Tanoh Anou dengan pusat pemerintahan Gampong di desa Gampong Baro. Wilayah permukiman penduduk yang pertama berada di Gampong Baro dengan jumlah penduduk 40 KK. Keuchik Gampong Baro yang pertama dipegang oleh Keuchik Sehat. Penduduk desa Gampong Baro merupakan penduduk pendatang dari Pidie dan dapat dikategorikan sebagai penduduk semi heterogen.
Umumnya kegiatan sosial masyarakat desa Gampong Baro masih memegang nilai-nilai budaya dan istiadat yang masih dekat dengan nilai-nilai keagamanan dalam setiap gerak ekonomi dan pembangunan, hal ini dapat kita lihat nuansa adat istiadat dan budaya ketika masyarakat melakukan aktivitas ataupun kegiatan yang masih tetap dilestarikan. Umumnya kegiatan sosial dan kemasyarakat penduduk desa dipusatkan di mesjid atau meunasah yang difungsikan sebagai tempat ibadah agama Islam. Kegiatan umum yang pernah dilakukan di Mesjid atau Meunasah berupa pertemuan desa, acara peusejuk ataupun pemilihan Imum Meunasah, Keuchik gampong dan lain-lain. Ciri khas masyarakat Gampong Baro lainnya berupa mengumpul dan minum diwarung kopi untuk kaum laki-laki dan kaum perempuan lebih banyak melakukan aktivitas pekerjaan rumah tangga.
Gampong Baro kira-kira pada Tahun 1918 M. Dan sampai dengan sekarang tersebutlah Nama Gampong Baro.
Demikianlah sekilas sejarah singkat tentang asal-usul terdirinya Gampong Baro